Asal-Usul
Manusia Menurut Sains dan Islam
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Diantara sekian banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sedemikian canggih, masih ada satu permasalahan
yang hingga kini belum mampu dijawab dan dijabarkan oleh manusia secara eksak
dan ilmiah. Masalah itu ialah masalah tentang asal usul kejadian manusia.
Banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa
makhluk hidup (manusia) berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun
kemampuan yang sederhana kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi
manusia seperti sekarang ini. Hal ini diperkuat dengan adanya penemuan-penemuan
ilmiah berupa fosil seperti jenis Pitheccanthropus dan Meghanthropus.
Di lain puhak banyak ahli agama yang menentang adanya proses
evolusi manusia tersebut. Hal ini didasarkan pada berita-berita dan
informasi-informasi yang terdapat pada kitab suci masing-masing agama yang
mengatakan bahwa Adam adalah manusia pertama.
B.
Rumusan Masalah
a.
Bagaimana pandangan sains terhadap
asal usul manusia?
b.
Bagaimana pandangan islam terhadap
asal usul manusia?
C.
Tujuan
Tujuaan penulisan makalah ini adalah kita ingin mengatahui
bagaimana manusia pertama kali diciptakan baik menurut sains maupun menurut
Islam.
BAB II
Asal usul manusia
A.
Asal usul manusia menurut pandangan
sains
Manusia telah hidup di bumi sejak 4 juta tahun yang lalu.
banyak ilmuwan mempercayai, kehidupan manusia berawal dari terpisahnya sebuah spesies
hominid dari garis evolusi primata yang akan menurunkan simpanse dan gorila.
Kemudian, hominid ini berkembang dan menurunkan manusia modern, Homo sapiens.
pernyataan ini dipengaruhi oleh teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles
Darwin.
Teori evolusi adalah suatu teori yang menyatakan bahwa makhluk hidup pada masa lampau, beradaptasi dan mengalami perubahan bentuk bagian-bagian tubuhnya. biasanya, proses ini terjadi dalam waktu yang sangat lama. Proses ini disebut evolusi.
Teori evolusi mengatakan bahwa manusia merupakan keturunan dari hominid. Hominid adalah makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri diantara manusia dan kera. Banyak fosil-fosil hominid ini tersebar di seluruh bagian dunia. Fosil hominid tertua yang pernah ditemukan adalah Australopithecus africanus. Hominid ini ditemukan di Afrika. Australopithecus memiliki kapasitas otak sebesar 450 cc. Hominid ini sudah bisa berjalan dengan posisi tegak. Posisi tegak ini sangat penting karena, posisi ini memberikan beberapa keuntungan bagi hominid ini. Contohnya hominid ini sudah bisa melihat benda dalam jarak yang jauh dan ia sudah bisa memindahkan berat ke tangan.
Teori evolusi adalah suatu teori yang menyatakan bahwa makhluk hidup pada masa lampau, beradaptasi dan mengalami perubahan bentuk bagian-bagian tubuhnya. biasanya, proses ini terjadi dalam waktu yang sangat lama. Proses ini disebut evolusi.
Teori evolusi mengatakan bahwa manusia merupakan keturunan dari hominid. Hominid adalah makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri diantara manusia dan kera. Banyak fosil-fosil hominid ini tersebar di seluruh bagian dunia. Fosil hominid tertua yang pernah ditemukan adalah Australopithecus africanus. Hominid ini ditemukan di Afrika. Australopithecus memiliki kapasitas otak sebesar 450 cc. Hominid ini sudah bisa berjalan dengan posisi tegak. Posisi tegak ini sangat penting karena, posisi ini memberikan beberapa keuntungan bagi hominid ini. Contohnya hominid ini sudah bisa melihat benda dalam jarak yang jauh dan ia sudah bisa memindahkan berat ke tangan.
Sekitar 2 juta tahun yang lalu, muncullah Homo habilis,
spesies ini diperkirakan merupakan keturunan dari Australopithecus africanus.
Homo habilis sudah memiliki kemampuan untuk membuat peralatan-peralatan kasar
dari batu-batuan dan tulang hewan. Mereka bertahan hingga sekitar 1,5 juta
tahun yang lalu. Kemudian, mereka digantikan oleh Homo Erectus.
Homo erectus adalah jenis hominid yang kemungkinan besar
merupakan keturunan dari Homo Habilis. Homo erectus memiliki kapasitas otak
yang lebih besar daripada Homo habilis. Mereka sudah mampu membuat peralatan
yang lebih halus dan rapi dari bebatuan dan tulang hewan.
Kemudian, Homo erctus menurunkan Homo
Neanderthalensis. Homo Neanderthalensis hidup di gua-gua dan telah bisa
mengubur orang mati. Di beberapa wilayah, mereka mampu bertahan sampai 40.000
tahun yang lalu. Akan tetapi, mereka punah daan digantikan Homo sapiens,
manusia modern.
B.
Teori manusia menurut pandangan
Islam
Kita sebagai umat yang mengakui dan meyakini rukun iman yang
enam, maka sudah sepantasnya kita mengakui bahwa Al Qur’an adalah satu-satunya literatur
yang paling benar dan bersifat global bagi ilmu pengetahuan.
"Kitab (Al Qur’an) in tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang
ghaib....." (QS. Al Baqarah (2) : 2-3)
Dengan memperhatikan ayat tersebut maka kita seharusnya
tidak perlu berkecil hati menghadapi orang-orang yang menyangkal kebenaran
keterangan mengenai asal usul manusia. Hal ini dikarenakan mereka tidak
memiliki unsur utama yang dijelaskan dalam Al Qur’an yaitu Iman kepada yang
Ghaib. Ini sebenarnya tampak pula dalam pernyataan-pernyataan yang
dikeluarkan oleh mereka dalam menguraikan masalah tersebut yaitu selalu diawali
dengan kata kemungkinan, diperkirakan, dsb. Jadi sebenarnya para
ilmuwanpun ragu-ragu dengan apa yang mereka nyatakan.
Tahapan
kejadian manusia :
a)
Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh
Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya.
Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi
hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya
dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7)
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam)
dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi
bentuk". (QS. Al Hijr (15) : 26)
Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang
penciptaan manusia pertama itu dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29 . Di dalam
sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda :
"Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu
(diciptakan) dari tanah". (HR. Bukhari)
b)
Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di
dunia ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan
manusia, Allah berkehendak menciptakan lawanjenisnya untuk dijadikan kawan
hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah sati firman-Nya :
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan
pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari
diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" (QS. Yaasiin (36) :
36)
Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah
dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang
telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan
perempuan yang sangat banyak..." (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim dijelaskan :
"Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang
rusuk Adam" (HR. Bukhari-Muslim)
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka
secara tak langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan
adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari
tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah
keturunan yang akan meneruskan generasinya.
c)
Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa)
Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam
dan Hawa kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau
menurut Al Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis.
Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis
dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya :
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu
dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu
air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu
Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik."
(QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).
Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :
"Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar
dan dibenarkan. Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya
pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari.
Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian
selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian
diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk
menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya),
amalnya, dan buruk baik (nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim)
Ungkapan ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam
telah menjadi bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu
tentang organ-organ jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur’an
dengan "saripati berasal dari tanah" sebagai substansi dasar
kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita makan yang semua
berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian melalui proses metabolisme yang ada
di dalam tubuh diantaranya menghasilkan hormon (sperma), kemudian hasil dari
pernikahan (hubungan seksual), maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki)
dan ovum (sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses hingga
mewujudkan bentuk manusia yang sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas).
Para ahli dari barat baru menemukan masalah pertumbuhan
embrio secara bertahap pada tahun 1940 dan baru dibuktikan pada tahun 1955,
tetapi dalam Al Qur’an dan Hadits yang diturunkan 15 abad lalu hal ini sudah
tercantum. Ini sangat mengagumkan bagi salah seorang embriolog terkemuka dari
Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore, beliau mengatakan : "Saya takjub
pada keakuratan ilmiyah pernyataan Al Qur’an yang diturunkan pada abad ke-7 M
itu". Selain iti beliau juga mengatakan, "Dari ungkapan Al Qur’an
dan hadits banyak mengilhami para scientist (ilmuwan) sekarang untuk
mengetahui perkembangan hidup manusia yang diawali dengan sel tunggal (zygote)
yang terbentuk ketika ovum (sel kelamin betina) dibuahi oleh sperma (sel
kelamin jantan). Kesemuanya itu belum diketahui oleh Spalanzani sampai dengan
eksperimennya pada abad ke-18, demikian pula ide tentang perkembangan yang
dihasilkan dari perencanaan genetik dari kromosom zygote belum ditemukan sampai
akhir abad ke-19. Tetapi jauh ebelumnya Al Qur’an telah menegaskan dari nutfah
Dia (Allah) menciptakannya dan kemudian (hadits menjelaskan bahwa Allah)
menentukan sifat-sifat dan nasibnya."
Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika
(janin) bahwa selama embriyo berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang
menutupinya yaitu dinding abdomen (perut) ibu, dinding uterus (rahim), dan
lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam perut, kegelapan dalam rahim,
dan kegelapan dalam selaput yang menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal ini
ternyata sangat cocok dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an
:
"...Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi
kejadian dalam tiga kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim,
dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim)..." (QS. Az
Zumar (39) : 6).
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Bahwa sesungguhnya makhluk hidup muncul selama masa yang
beraneka ragam dalam tataran geologi. Lantaran revolusi-revolusi besar dan
tiba-tiba yang pernah terjadi di permukaan bumi, seluruh makhluk hidup itu
musnah. Setelah itu, Allah menciptakan kelompok binatang dan kehidupan baru
dalam bentuk yang lebih sempurna. Periode-periode makhluk selanjutnya juga
muncul dengan cara yang serupa.
Daftar pustaka
Asal
Kehidupan di bumi menurut Sain dan Alquran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam rangka penyelenggraan Tri Dharma Perguruan
Tinggi untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan Negara, maka diselenggarakan
program-program pendidikan umum. Dengan tidak mengurangi makna penting tugas
(Dharma) yang kesatu dan kedua yaitu pendidikan dan pengajaran serta
penelitian, yang langsung berhubungan dengan masyarakat adalah dharma yang
ketiga, pengabdian kepada masyarakat. Hal ini menunjukkan banhwa perguruan
tinggi (mahasisiwa)harus mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat.
Hubungan ini meliputi semua manifestasinya.
Oleh karena itu, perlu mempersiapkan mahasiswanya
sedini mungkin guna menghadapi realitas tersebut dan agar terciptanya sosok
mahasiswa yang cerdik lagi kritis ditengah-tengah masyarakat.
Memang disadari Ilmu Alam Dasar, Ilmu Budaya Dasar,
dan Ilmu Sosial Dasar dianggap sangat perlu sekali dipelajari oleh Mahasiswa.
Karena dengan penguasaan dari ilmu-ilmu tersebut diharapkan Mahasiswa mempunyai
sikap kritis terhadap gejala-gejala essensial alam, dan mempunyai sifat yang
kritis terhadap dinamika-dinamika social dan budaya.
Dalam kesempatan makalah kami ingin mengupas tentang
konsep sains modern dan Islam tentang proses terbntuknya alam semesta dan
penghuninya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Terbentuknya Alam Semesta
Berdasarkan Sains Modern dan Islam?
2. Bagaimana Asal Usul Kehidupan di
Bumi?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Proses Terbentuknya Alam Semesta Berdasarkan Sains Modern
dan Islam
Banyak para Ilmuwan yang mengeluarkan teori-teorinya dalam
proses terbentuknya alam semesta ini, diantaranya adalah :
1. Teori
Ekspansi dan Kontraksi
Teori ini berlandaskan pikiran bahwa ada suatu siklus
dan alam semesta, yaitu “masa ekspansi” dan “masa kontraksi”
diduga bahwa siklus ini berlangsung dalam waktu 30.000 juta tahun.
2. Teori Steady
State
Teori ini
menyatakan bahwa alam semesta dimanapun selalu sama. Alam semesta terjadi pada
suatu saat tertentu yang telah lalu dan segala sesuatu di alam semesta selalu
tetap sama. Dalam teori ini dinyatakan bahwa tiap-tiap galaksi terbentuk,
tumbuh dan menjadi tua akhirnya mati.[1][1]
3. Teori Big Bang (Ledakan)
Teori ini
dikembangkan oleh George Lemaitre,[2][2] teori ini
menyatakan bahwa adanya massa yang sangat besar dan mempunyai massa jenis yang
sangat besar, karena adanya reaksi inti kemudian meledak dengan hebat. Massa
tersebut mengembang dengan cepat menjahui pusat ledakan.
Dari
beberapa teori modern tentang proses terbentuknya alam semesta diatas, juga tak
sedikit ayat-ayat al-quran yang menjelaskan tentang proses terjadinya alam
semesta. Diantaranya adalah :
1.
Surat
Fushshilat ayat 9-12, menyajikan urutan pengerjaan bagaimana penciptaan alam semesta yang dilakukan Allah:
·
Pertama,(41:9)
Bumi di ciptakan dalam dua masa
·
Kedua, (41:10)
Segala isi Bumi diciptakan total dalam empat masa
·
Ketiga, (41:11)
Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan
asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya
menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab: “Kami
datang dengan suka hati.” Surat diatas jelas menunjukan bahwa kedudukan Bumi
dan Langit adalah sederajat, bumi bukan bagian dari langit. Bumi diciptakan
terlebih dahulu, diselesaikan baru kemudian Allah menyelesaikan Langit dan itu
dibuktikan di ayat selanjutnya
·
Keempat,
(41:12) Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada
tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan
bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
2. Juga digambarkan dalam Al Qur’an pada ayat
berikut: “Dialah pencipta langit dan bumi.” (QS: 6:101). Keterangan yang
diberikan Al Qur’an ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan masa
kini. Kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan
alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai
hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap.
Peristiwa
ini, yang dikenal dengan “Big Bang“, membentuk keseluruhan alam semesta
sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai
hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa
Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan
mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.
Sebelum
Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana
materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan
secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru
saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan kepada kita dalam Al Qur’an
1.400 tahun lalu.
Sensor
sangat peka pada satelit ruang angkasa COBE yang diluncurkan NASA pada tahun
1992 berhasil menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big Bang. Penemuan ini
merupakan bukti terjadinya peristiwa Big Bang, yang merupakan penjelasan ilmiah
bagi fakta bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan.[3][3]
3.
kutipkan dari
Dr. Maurice Buchaile tentang ayat-ayat penciptaan alam semesta di al-quran:
Berhadapan dengan ayat-ayat al-quran tentang proses
penciptaan alam semesta ada lima dasar yang menjadi landasan Qur-an untuk
menceritakan tentang penciptaan alam :
·
Enam masa
daripada penciptaan langit-langit dan bumi, menurut Qur-an, meliputi
terbentuknya benda-benda samawi, terbentuknya bumi dan perkembangan bumi
sehingga dapat dihuni manusia. Untuk hal yang terakhir ini, Qur-an mengatakan,
segala sesuatu terjadi dalam empat waktu. Apakah empat waktu itu merupakan
zaman-zaman geologi dalam Sains modern, karena menurut Sains modern, manusia
timbul pada zaman geologi ke empat? Ini hanya suatu hipotesa; tetapi tak ada
jawaban terhadap soal ini. Tetapi perlu kita perhatikan bahwa untuk pembentukan
benda-benda samawi dan bumi sebagai yang diterangkan dalam ayat 9 sampai dengan
12, surat 4, diperlukan dua tahap. Sains memberi tahu kepada kita bahwa jika
kita mengambil contoh (satu-satunya contoh yang sudah mungkin diketahui)
daripada pembentukan matahari dan embel-embelnya, yakni bumi, prosesnya melalui
padatan (kondensasi) nebula (kelompok gas) dan perpecahannya. Ini adalah yang
dikatakan oleh Qur-an secara jelas dengan proses yang mula-mula berupa asap
samawi, kemudian menjadi kumpulan gas, kemudian berpecah. Di sini kita dapatkan
persatuan yang sempurna antara penjelasan Qur-an dan penjelasan Sains.
·
Sains telah
menunjukkan simultanitas antara dua kejadian pembentukan bintang (seperti
matahari) dan pembentukan satelit-satelitnya, atau salah satu satelitnya
(seperti bumi). Bukankah simultanitas ini telah nampak juga dalam teks Qur-an
seperti yang telah kita ketahui.
·
Nampak
persesuaian antara wujudnya asap pada permulaan terciptanya kosmos, yaitu asap
yang dipakai oleh Qur-an untuk menunjukkan gas yang banyak dalam materi yang
menjadi asal kosmos dan konsep Sains modern tentang nebula primitive (kelompok
gas asli).
·
Kegandaan
langit-langit yang diterangkan oleh Qur-an dengan simbul angka 7 yang sudah
kita fahami artinya telah dibenarkan oleh Sains modern dalam pernyataan
ahli-ahli astrofisika tentang sistem galaksi dan jumlahnya yang amat besar. Di
lain fihak wujudnya bumi-bumi yang mirip dengan bumi kita dari beberapa aspek
adalah suatu hal yang dapat kita fahami daripada teks Qur-an, tetapi sampai
sekarang Sains belum dapat membuktikannya. Bagaimanapun keadaannya, para
spesialis menganggap bahwa adanya bumi semacam itu sangat mungkin.
·
Adanya suatu
penciptaan pertengahan antara langit-langit dan bumi seperti yang dijelaskan
Qur-an dapat dimengerti dengan diketemukannya jembatan-jembatan materi yang
terdapat di luar sistim astronomik teratur.
Jika segala soal yang ditimbulkan oleh
ayat-ayat Qur-an sampai sekarang belum dapat diterangkan secara menyeluruh oleh
ilmu pengetahuan, sedikitnya tak terdapat pertentangan antara ayat-ayat Qur-an
dan pengetahuan modern tentang penciptaan kosmos.
Ketika kita bandingkan penjelasan
ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya
benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh menarik lagi,
penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum abad ke-20
B. Asal Usul
Kehidupan di Bumi
Asal Usul Kehidupan di Bumi menurut
sains modern :
1.
Teori Evolusi
Teori
evolusi telah memberikan arti bahwa dunia ini tidak statis akan tetapi selalu
berubah. Orang yang mengemukakan teori evolusi ini adalah Charles Darwin
sebagaimana yang diyakini dalam dewasa ini. Darwin muda sangat takjub dengan
beragam spesies makhluk hidup terutama jenis-jenis burung finch di kepulauan Galapagos. Ia menyangka bahwa variasi paruh pada
burung-burung tersebut akibat adaptasi dari habitat. Ia menduga bahwa asal usul
kehidupan dan sepesies berdasarkan adaptasi terhadap lingkungan. Ia menyatakan
spesies makhluk hidup berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi berbeda
satu sama lain akibat kondisi ingkungan. Darwin menamakan proses ini sebagai
evolusi berdasarkan seleksi alam dan mempublikasikan tulisannya dalam buku “the origin of species, by man of natural
selection”.
Evolusionis pertama yang meneliti asal usul kehidupan di
abad kedua puluh adalah pakar biologi Rusia, Alexander Oparin. Ia bertujuan
menjelaskan bagaimana makhluk bersel satu paling pertama, yang menurut teori
evolusi dianggap sebagai nenek moyang semua makhluk hidup, dapat terbentuk.
Pada tahun 1930-an, Oparin merumuskan sejumlah teori untuk
menerangkan bagaimana sel paling pertama dapat muncul dari benda tak hidup
melalui peristiwa alamiah tanpa sengaja, atau secara kebetulan. Namun, usahanya
berakhir dengan kegagalan dan Oparin sendiri harus mengakui:
Sayangnya, asal-usul sel masih
merupakan pertanyaan yang ternyata menjadi bagian paling gelap dari keseluruhan
teori evolusi. (Alexander I. Oparin, Origin of Life, (1936) NewYork: Dover
Publications, 1953 (Reprint), hlm.196.)
Para
evolusionis setelah Oparin melakukan percobaan untuk menemukan penjelasan
evolusionis tentang asal-usul kehidupan. Yang terkenal di antaranya dilakukan
oleh ahli kimia Amerika, Stanley Miller, pada tahun 1953. Miller berhasil
mendapatkan sedikit senyawa organik sederhana dengan mereaksikan gas-gas yang
ia yakini terdapat pada atmosfer bumi purba.[4][4]
2.
Teori Kant Laplace
Dialam raya sudah ada alam yang telah berputar makin
lama makin mendingin. Perputaran ini mengakibatkan pendataran dibagian
kutub-kutubnya dan menimbun materi dibagian khatulistiwanya yang merupakan
daerah paling tidak stabil sewaktu perputaran semakin cepat, bagian tersebut
akan terlepas materi dan massa asal. Kemudian mengambil kondensasi akhirnya,
menjadi padat berputar mengelilingi massa asal. Maka asal tersebut menjadi
matahari dan bagian terlepas setelah padat manjadi planet.
- Teori Jean dan Jefreys
Bintang besar yang jauh lebih besar dari matahari
memiliki gaya tarik yang sangat kuat terhadap matahari, akibatnya akan terjadi
gelombang pasang pada permukaan matahari yang menyerupai gunung yang sanat
tinggi dan menyerupai lidah raksasa yang berupa gas sangat panas selanjutnya
mengalami pemadatan kemudian pecah menjadi benda-benda tersendiri yang disebut
planet.
2. Asal Usul Kehidupan di Bumi menurut
Islam :
Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14
abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, al-Quran salah satu teori
dalam Islam yang menceritakan asal usul kehidupan di bumi, diantaranya adalah :
- “Bagaimana kamu ingkar pada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkanmu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan” (Q.S. al-Baqarah : 28 )
- “Wahai Manusia! Bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamudari diri yang satu (Adam), dan Allah menciptakan pasangannya (Hawa), dan dari keduannya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak…” (Q.S. an-Nisa’ : 1)
Masih banyak lagi teori yang
terdapat dalam al-Quran…
-
Q.S. al-Baqarah : 30, 164
-
Q.S. an-Nahl : 4, 70, 78
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
1.
Dalam teori-teori yang telah kami
sebutkan, antara teori sains modern dan teori menurut Islam atas terbentuknya alam
semesta, tidak jauh beda antara keduanya.
Pertama
teori sains modern, disitu dijelaskan bahwa terjadinya alam semesta akibat
ledakan yaitu adanya massa yang sangat besar dan mempunyai massa jenis yang sangat besar,
karena adanya reaksi inti kemudian meledak dengan hebat. Dari situlah alam
semesta terbentuk.
Yang kedua teori menurut Islam, yang diambil dari ayat
al-Quran. “Dialah
pencipta langit dan bumi.” (QS: 6:101). ). Keterangan yang diberikan Al
Qur’an ini bersesuaian dengan teori Big
Bang yaitu Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari
ledakan satu titik tunggal. Namun, di al-Quran menjelaskan sangat rinci
bagaimana Allah menciptakan alam semesta ini.
2.
Kesimpulan dari teori sains modern
dan teori Islam tentang asal usul kehidupan di bumi sangat berbeda.
Pertama
teori sains modern menjelaskan bahwa, asal usul kehidupan di bumi akibat
evolusi, yaitu menyatakan spesies makhluk hidup berasal dari nenek moyang yang
sama dan menjadi berbeda satu sama lain akibat kondisi ingkungan. Dan menurut
Darwin, bahwa nenk moyang manusia adalah Kera.
Kedua teori menurut Islam yang
diambil dari al-Quran, “Bagaimana kamu
ingkar pada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkanmu,
kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian
kepada-Nyalah kamu dikembalikan” (Q.S. al-Baqarah : 28 )
Dan ayat “Wahai Manusia! Bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan
kamudari diri yang satu (Adam), dan Allah menciptakan pasangannya (Hawa), dan
dari keduannya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak…”
(Q.S. an-Nisa’ : 1)
[1][1]
Amalee, Irfan, Ensiklopedi Bocah Muslim
(Bandung:Mizan,2006)
[2][2]
Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar (Jakarta:Raja
GrafindoPersada 200)
[3][3] (Tulisan ini diambil
dari karya-karya Harun Yahya tentang Al-Quran dan Astronomi, sumber: harunyahya.com)
[4][4] http://thoharianwar.blogspot.com/2011/01/teori-asal-mula-kehidupan-di-bumi.html.
diakses tgl 08.10.2011
http://amamdesign.blogspot.com/2013/04/iad-konsep-sains-modern-dan-islam_29.html
http://barthimeous.blogspot.com/2011/02/asal-usul-manusia-menurut-sains-dan.html
http://amamdesign.blogspot.com/2013/04/iad-konsep-sains-modern-dan-islam_29.html
http://barthimeous.blogspot.com/2011/02/asal-usul-manusia-menurut-sains-dan.html
No comments:
Post a Comment