Saturday 7 September 2013

Isim (Kata Benda)

01. Anatomi Bahasa

بَنِيَّةُ اللُّغَةِ
ANATOMI BAHASA


Bahasa adalah sistim penyampaian pesan yang digunakan oleh manusia, baik lewat simbol suara yang bisa didengar (bahasa lisan) maupun menggunakan simbol bentuk atau lambang yang bisa dilihat atau dibaca (bahasa tulisan).

Semua bahasa manusia tersusun dari tiga komponen dasar yaitu:
1. Satuan bunyi yang disebut "huruf" atau "abjad".
Contoh: م - س - ج - د
2. Susunan huruf yang memiliki arti tertentu yang disebut "kata".
Contoh: مَسْجِدٌ (= masjid)
3. Rangkaian kata yang mengandung maksud atau pikiran yang utuh yang disebut "kalimat".
Contoh: أُصَلِّيْ فِي الْمَسْجِدِ (= saya shalat di masjid)

Dalam tata bahasa Arab, "kata" dibagi ke dalam tiga golongan besar:
1. ISIM ( اِسْم ) atau "kata benda". Contoh: مَسْجِد (= masjid)
2. FI'IL ( فِعْل ) atau "kata kerja". Contoh: أُصَلِّيْ (= saya shalat)
3. HARF ( حَرْف ) atau "kata tugas". Contoh: فِيْ (= di, dalam)

Perlu diingat bahwa istilah Kata Benda, Kata Kerja dan Kata Tugas seperti yang kita kenal dalam tata bahasa Indonesia, tidak sama persis dengan pengertian Isim, Fi'il dan Harf dalam tata bahasa Arab.




02. Isim 'Alam

اِسْم عَلَمُ
ISIM 'ALAM (Kata Benda Nama)


Dalam golongan Isim, ada yang disebut dengan Isim 'Alam yaitu Isim yang merupakan nama diri (proper name) dari seseorang atau sesuatu.

Perhatikan perbedaan Isim 'Alam dengan Isim yang biasa di bawah ini:

Isim Biasa
  • رَجُل (=laki-laki)
  • اِمْرَأَة (=perempuan)
  • قَرْيَة (=negeri)
  • شَهْر (=bulan)

Isim 'Alam
  • مُحَمَّد (=Muhammad), عُمَر (=Umar), سُودِرْمَان (=Sudirman)
  • خَدِيْجَة (=Khadijah), مَرْيَم (=Maryam), كَرْتِيْنِي (=Kartini)
  • مَكَّة (=Makkah), مَدِيْنَة (=Madinah), جَاكَرْتَا (=Jakarta)
  • رَمَضَان (=Ramadhan), رَجَب (=Rajab), يَنَايِر (=Januari)

03. Mudzakkar - Muannats

مُذَكَّر - مُؤَنَّث
MUDZAKKAR (Laki-laki) - MUANNATS (Perempuan)

Dalam tata bahasa Arab, dikenal adanya penggolongan Isim ke dalam Mudzakkar (laki-laki) atau Muannats (perempuan). Penggolongan ini ada yang memang sesuai dengan jenis kelaminnya (untuk manusia dan hewan) dan adapula yang merupakan penggolongan secara bahasa saja (untuk benda dan lain-lain).

Contoh Isim Mudzakkar
  • عِيْسَى (= 'Isa)
  • اِبْنٌ (= putera)
  • بَقَرٌ (= sapi jantan)
  • بَحْرٌ (= laut)

Contoh Isim Muannats
  • مَرْيَم (= Maryam)
  • بِنْتٌ (= puteri)
  • بَقَرَةٌ (= sapi betina)
  • رِيْحٌ (= angin)

Dari segi bentuknya, Isim Muannats biasanya ditandai dengan adanya tiga jenis huruf di belakangnya yaitu:
a) Ta Marbuthah ( ة ). Misalnya: فَاطِمَة (=Fathimah), مَدْرَسَة (=sekolah)
b) Alif Maqshurah ( ى ). Misalnya: سَلْمَى (=Salma), حَلْوَى (=manisan)
c) Alif Mamdudah ( اء ). Misalnya: أَسْمَاء (=Asma'), سَمْرَاء (=pirang)

Namun adapula Isim Muannats yang tidak menggunakan tanda-tanda di atas.
Misalnya: رِيْحٌ (= angin), نَفْسٌ (= jiwa, diri), شَمْسٌ (= matahari)

Bahkan ada pula beberapa Isim Mudzakkar yang menggunakan Ta Marbuthah.
Contoh: حَمْزَة (= Hamzah), طَلْحَة (= Thalhah), مُعَاوِيَة (= Muawiyah)

Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal kosakata yang baru anda temukan!

04. Mufrad - Mutsanna - Jamak

مُفْرَد - مُثَنَّى - جَمْع
MUFRAD (Tunggal) - MUTSANNA (Dual) - JAMAK

Dari segi bilangannya, bentuk-bentuk Isim dibagi tiga:

1) ISIM MUFRAD (tunggal) kata benda yang hanya satu atau sendiri.
2) ISIM MUTSANNA (dual) kata benda yang jumlahnya dua.
3) ISIM JAMAK (plural) atau kata benda yang jumlahnya lebih dari dua.

Isim Mutsanna (Dual) bentuknya selalu beraturan yakni diakhiri dengan huruf Nun Kasrah (نِ), baik untuk Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats. Contoh:


Adapun Isim Jamak, dari segi bentuknya terbagi dua macam:

1. JAMAK SALIM ( جمْع سَالِم ) yang bentuknya beraturan:


2. JAMAK TAKSIR (جَمْع تَكْسِيْر ) yang bentuknya tidak beraturan:


Isim Mufrad, Isim Mutsanna dan Isim Jamak Salim ada yang tergolong Isim Mudzakkar dan adapula Isim Muannats. Misalnya:
  • مُسْلِمٌ (=seorang muslim) --> Mufrad Mudzakkar
  • مُسْلِمَةٌ (=seorang muslimah) --> Mufrad Muannats
  • مُسْلِمَانِ (=dua muslim) --> Mutsanna Mudzakkar
  • مُسْلِمَتَانِ (=dua muslimah) --> Mutsanna Muannats
  • مُسْلِمُوْنَ (=muslimin) --> Jamak Salim Mudzakkar
  • مُسْلِمَاتٌ (=muslimat) --> Jamak Salim Muannats
Sedangkan Isim Jamak Taksir semuanya digolongkan Isim Muannats.




05. Isim Isyarah

اِسْم إِشَارَة
ISIM ISYARAH (Kata Tunjuk)


Kita telah mempelajari penggolongan Isim menurut jenisnya yaitu Mudzakkar dan Muannats serta menurut jumlahnya yaitu Mufrad, Mutsanna dan Jamak. Penggolongan Isim ini sangat penting dalam mempelajari kaidah-kaidah Bahasa Arab selanjutnya. Diantaranya bisa kita lihat dalam pembahasan tentang Isim Isyarah atau Kata Tunjuk.

Pada dasarnya, ada dua macam Isim Isyarah atau Kata Tunjuk yaitu:
1. هَذَا (=ini) untuk menunjuk yang dekat. Contoh: هَذَا كِتَابٌ (= ini sebuah buku)
2. ذَلِكَ (=itu) untuk menunjuk yang jauh. Contoh: ذَلِكَ كِتَابٌ (= itu sebuah buku)
Bila Isim Isyarah itu menunjuk kepada Isim Muannats maka:
1. هَذَا menjadi: هَذِهِ (=ini). Contoh: هَذِهِ مَجَلَّةٌ (= ini sebuah majalah)
2. ذَلِكَ menjadi: تِلْكَ (=itu). Contoh: تِلْكَ مَجَلَّةٌ (= itu sebuah majalah)
Adapun bila Isim yang ditunjuk itu adalah Mutsanna (Dual), maka:
1. هَذَا menjadi هَذَانِ. Contoh: هَذَانِ كِتَابَانِ (= ini dua buku)
2. هَذِهِ menjadi هَتَانِ. Contoh: هَتَانِ مَجَلَّتَانِ (= ini dua majalah)
3. ذَلِكَ menjadi ذَانِكَ. Contoh: ذَانِكَ كِتَابَانِ (= itu dua buku)
4. تِلْكَ menjadi تَانِكَ. Contoh: تَانِكَ مَجَلَّتَانِ (= itu dua majalah)

Sedangkan bila Isim yang ditunjuk itu adalah Jamak (lebih dari dua):
1. Bila Isim yang ditunjuk itu benda yang tidak berakal, maka biasanya digunakan: هَذِهِ (=ini) untuk menunjuk yang dekat dan تِلْكَ (=itu) untuk menunjuk yang jauh. Contoh:
  • هَذِهِ كُتُبٌ (= ini buku-buku)
  • تِلْكَ كُتُبٌ (= itu buku-buku)
2. Bila Isim yang ditunjuk itu makhluk yang berakal, maka biasanya digunakan: هَؤُلاَءِ (=ini) untuk menunjuk yang dekat dan أُولَئِكَ (=itu) untuk menunjuk yang jauh. Contoh:
  • هَؤُلاَءِ طُلاَّبٌ (= ini siswa-siswa)
  • أُولَئِكَ طُلاَّبٌ (= itu siswa-siswa)

06. Isim Maushul

اِسْم مَوْصُوْل
ISIM MAUSHUL (Kata Sambung)


Isim Maushul (Kata Sambung) adalah Isim yang berfungsi untuk menghubungkan atau menggabungkan beberapa kalimat atau pokok pikiran menjadi satu kalimat. Dalam bahasa Indonesia, Kata Sambung ini biasanya diwakili dengan kata: "yang".

Bentuk asal/dasar dari Isim Maushul adalah: الَّذِيْ (=yang).

Perhatikan contoh penggunaan Isim Maushul dalam menghubungkan atau menggabungkan dua kalimat di bawah ini:

Kalimat I:
الْمُدَرِّسُ جَاءَ (= datang guru itu)
Kalimat II:
اَلْمُدَرِّسُ يَدْرُسُ الْفِقْهَ (= guru itu mengajar Fiqh)
Kalimat III:
جَاءَ الْمُدَرِّسُ الَّذِيْ يَدْرُسُ الْفِقْهَ (= datang guru yang mengajar Fiqh)

Dalam contoh di atas, Kalimat III adalah gabungan dari Kalimat I dan II yang dihubungkan dengan Isim Maushul: الَّذِيْ
Untuk Isim Muannats, Isim Maushul الَّذِيْ berubah menjadi: الَّتِيْ
جَاءَتِ الْمُدَرِّسَةُ الَّتِيْ تَدْرُسُ الْفِقْهَ
(= datang guru (pr) yang mengajar Fiqh itu)

Bila Isim Maushul itu digunakan untuk Mutsanna (Dual) maka:
1. الَّذِيْ menjadi: الَّذَانِ atau الَّذَيْنِ; contoh:
جَاءَ الْمُدَرِّسَانِ الَّذَانِ يَدْرُسَانِ الْفِقْهَ
(= datang dua orang guru (lk) yang mengajar Fiqh itu)
2. الَّتِيْ menjadi: الَّتَانِ atau الَّتَيْنِ; contoh:
جَاءَتِ الْمُدَرِّسَتَانِ الَّتَانِ تَدْرُسَانِ الْفِقْهَ
(= datang dua orang guru (pr) yang mengajar Fiqh)

Bila Isim Maushul itu dipakai untuk Jamak maka:
1. الَّذِيْ menjadi: الَّذِيْنَ ; contoh:
جَاءَ الْمُدَرِّسُوْنَ الَّذِيْنَ يَدْرُسُوْنَ الْفِقْهَ
(= datang guru-guru (lk) yang mengajar Fiqh itu)
2. الَّتِيْ menjadi: اللاَّتِيْ/اللاَّئِيْ ; contoh:
جَاءَتِ الْمُدَرِّسَاتُ اللاَّتِيْ يَدْرُسْنَ الْفِقْهَ
(= datang guru-guru (pr) yang mengajar Fiqh itu)

Disamping الَّذِيْ, termasuk juga dalam Isim Maushul antara lain:
مَنْ (=siapa yang), مَا (=apa yang), أَيّ (=mana yang). Contoh:
جَاءَ مَنْ أَعْرِفُهُ (=datang siapa yang aku mengenalnya)
وَجَدْنَا مَا بَحَثْنَا (=kita telah temukan apa yang kita cari)

07. Isim Nakirah - Isim Ma'rifah

نَكِرَة - مَعْرِفَة
NAKIRAH (Sebarang) - MA'RIFAH (Tertentu)


Menurut penunjukannya, Isim dapat dibagi dua:
1. ISIM NAKIRAH atau kata benda umum atau tak tentu.
2. ISIM MA'RIFAH atau kata benda dikenal atau tertentu.
Isim Nakirah merupakan bentuk asal dari setiap Isim, biasanya ditandai dengan tanwin ( ً ٍ ٌ) pada huruf akhirnya. Sedangkan Isim Ma'rifah biasanya ditandai dengan huruf Alif-Lam (ال) di awalnya. Contoh:



Coba bandingkan dan perhatikan perbedaan makna dan fungsi antara Isim Nakirah dan Isim Ma'rifah dalam dua buah kalimat di bawah ini:
ذَلِكَ بَيْتٌ. اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ (=Itu sebuah rumah. Rumah itu baru)
رَأَيْتُ وَلَدًا. اَلْوَلَدُ ذَكِيٌّ (=Aku melihat seorang anak. Anak itu pintar)

Termasuk dalam kelompok Isim Ma'rifah diantaranya adalah:

1. Isim 'Alam (Nama Diri) yang sudah kita pelajari sebelumnya. Semua Isim 'Alam merupakan Isim Ma'rifah, meskipun ada diantaranya yang menggunakan huruf tanwin di belakangnya. Misalnya: أَحْمَدُ (=Ahmad), عَلِيٌّ (=Ali), مَكَّةُ (=Makkah)
2. Isim Dhamir (Kata Ganti). Isim ini akan kita pelajari lebih lanjut. Contoh: أَنَا (=saya), نَحْنُ (=kami, kita), هُوَ (=dia)

Marilah kita melanjutkan pembahasan tentang Isim Dhamir (Kata Ganti) yang sangat penting untuk mempelajari Fi'il (Kata Kerja) kelak.


08. Dhamir (Kata Ganti)

ضَمِيْر
DHAMIR (Kata Ganti)


Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu/seseorang ataupun sekelompok benda/orang. Seperti yang sudah kita jelaskan di atas, Dhamir termasuk dalam golongan Isim Ma'rifah. Perhatikan contoh penggunaan Dhamir dalam kalimat di bawah ini:

  • أَحْمَدُ يَرْحَمُ اْلأَوْلاَدَ (=Ahmad menyayangi anak-anak)
  • هُوَ يَرْحَمُهُمْ (=Dia menyayangi mereka)

Pada kedua kalimat di atas, kita lihat bahwa:
  • kata أَحْمَدُ (=Ahmad) diganti dengan هُوَ (=dia)
  • kata الأَوْلاَد (=anak-anak) diganti dengan هُمْ (=mereka).
Kata هُوَ (=dia) dan هُمْ (=mereka) merupakan Dhamir atau Kata Ganti.

Menurut fungsinya dalam kalimat, ada dua golongan Dhamir yaitu:
1. DHAMIR RAFA' (ضَمِيْر رَفْع) yang berfungsi sebagai Subjek.
2. DHAMIR NASHAB (ضَمِيْر نَصْب) yang berfungsi sebagai Objek.

Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain.

Dalam contoh kalimat yang tadi:
هُوَ يَرْحَمُهُمْ (= Dia menyayangi mereka)
  • Kata هُوَ (=dia) adalah Dhamir Rafa'
  • Kata هُمْ (=mereka) adalah Dhamir Nashab.

Selanjutnya kita akan mempelajari masing-masing Dhamir tersebut.


09. Dhamir Rafa'

ضَمِيْر رَفْع
DHAMIR RAFA' (Kata Ganti Subjek)


Dalam Bahasa Arab dikenal duabelas bentuk Dhamir (Kata Ganti):







10. Dhamir Nashab

ضَمِيْر نَصْب
DHAMIR NASHAB (Kata Ganti Objek)


Dhamir Nashab adalah turunan dari Dhamir Rafa'. Dengan kata lain, setiap Dhamir Rafa' memiliki padanan dengan Dhamir Nashab; maknanya sama tetapi bentuk dan fungsinya berbeda.

Perhatikan tabel Dhamir Rafa' dan Dhamir Nashab berikut ini:



Perbedaan yang paling mendasar antara kedua jenis Dhamir ini adalah:
" Dhamir Rafa' berfungsi sebagai Subjek serta dapat berdiri sendiri dan terpisah dari kata lain atau MUNFASHIL (مُنْفَصِل); sedangkan
" Dhamir Nashab berfungsi sebagai Objek/Keterangan serta tidak dapat berdiri sendiri dan selalu terikat dengan kata lain atau MUTTASHIL (مُتَّصِل), baik itu terikat dengan Isim, Fi'il ataupun Harf.

1) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Isim dalam kalimat:

  • أَنَا مُسْلِمٌ، دِيْنِيَ اْلإِسْلاَمُ =saya seorang muslim, agamaku Islam
  • نَحْنُ مُسْلِمُوْنَ، دِيْنُنَا اْلإِسْلاَمُ =Kami/kita orang-orang muslim, agama kami Islam
  • أَنْتَ مُسْلِمٌ، دِيْنُكَ اْلإِسْلاَمُ =engkau (lk) seorang muslim, agamamu Islam
  • أَنْتِ مُسْلِمَةٌ، دِيْنُكِ اْلإِسْلاَمُ = engkau (pr) seorang muslim, agamamu Islam

2) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Fi'il dalam kalimat:

  • أَنْتُمَا مُسْلَمَانِ، اَللهُ يَرْحَمُكُمَا =kamu berdua adalah muslim, Allah merahmati kamu berdua
  • أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، اَللهُ يَرْحَمُكُمْ =kalian (lk) adalah muslimun, Allah merahmati kalian
  • أَنْتُنَّ مُسْلِمَاتٌ، اَللهُ يَرْحَمُكُنَّ =kalian (pr) adalah muslimat, Allah merahmati kalian
  • هُوَ مُسْلِمٌ، اَللهُ يَرْحَمُهُ =dia (lk) adalah muslim, Allah merahmatinya

3) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Harf dalam kalimat:

  • هِيَ مُسْلِمَةٌ، عَلَيْهَا السَّلاَمُ =dia (pr) adalah seorang muslimah, atasnya salam
  • هُمَا مُسْلِمَانِ، عَلَيْهِمَا السَّلاَمُ =mereka berdua adalah muslim, atas mereka berdua salam
  • هُمْ مُسْلِمُوْنَ، عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ =mereka (lk) adalah muslimin, atas mereka salam
  • هُنَّ مُسْلِمَاتٌ، عَلَيْهِنَّ السَّلاَمُ =mereka (pr) adalah muslimat, atas mereka salam

اِسْم جَامِد
ISIM JAMID


Menurut asal kata dan pembentukannya, Isim atau Kata Benda terbagi dua:

1. ISIM JAMID ( اِسْم جَامِد ) yaitu Isim yang tidak terbentuk dari kata lain.
2. ISIM MUSYTAQ ( اِسْم مُشْتَق ) yaitu Isim yang dibentuk dari kata lain.

Isim Jamid terbagi dua:

a) ISIM DZAT ( اِسْم ذَات ) atau ISIM JINS ( اِسْم جِنْس )
Contoh: رَجُلٌ (=orang), أَسَدٌ (=singa), نَهْرٌ (=sungai)
b) ISIM MA'NA ( اِسْم مَعْنَى ) atau MASHDAR ( مَصْدَر )
Contoh: عِلْمٌ (=ilmu), عَدْلٌ (=keadilan), شَجَاعَةٌ (=keberanian)

Mashdar adalah Isim yang menunjukkan peristiwa atau kejadian yang tidak disertai dengan penunjukan waktu. Berbeda dengan Fi'il yang terikat dengan waktu, apakah di waktu lampau, sekarang atau akan datang. Contoh:

أُرِيْدُ أَنْ أُصَلِّيْ (= aku ingin shalat) --> أُصَلِّي (= aku shalat) : Fi'il
أُرِيْدُ صَلاَةً (= aku ingin shalat) --> صَلاَة (= shalat) : Mashdar (Isim)

Setiap Fi'il memiliki Mashdar. Dengan kata lain, Mashdar adalah bentuk Isim dari sebuah Fi'il. WAZAN (وَزْن) atau Timbangan (pola pembentukan) Mashdar sangat beragam. Perhatikan contoh pembentukan Mashdar di bawah ini:



Pahamilah baik-baik nama-nama dan bentuk-bentuk Isim yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya. 

اِسْم مُشْتَق
ISIM MUSYTAQ


Isim Musytaq ialah Isim yang dibentuk dari kata lain dan memiliki makna yang berbeda dari kata pembentuknya. Isim Musytaq itu ada tujuh macam:

1. ISIM FA'IL ( اِسْم فَاعِل ) atau Isim Pelaku (yang melakukan pekerjaan).
Isim Fa'il ada dua wazan (pola pembentukan) yaitu:
a) فَاعِلٌ bila berasal dari Fi'il Tsulatsi (Fi'il yang terdiri dari tiga huruf)
b) مُفْعِلٌ bila berasal dari Fi'il yang lebih dari tiga huruf



Disamping itu dikenal pula istilah bentuk MUBALAGHAH ( مُبَالَغَة ) dari Isim Fa'il yang berfungsi untuk menguatkan atau menyangatkan artinya. Contoh:



2. SIFAT MUSYABBAHAH ( صِفَة مُشَبَّهَة ) ialah Isim yang menyerupai Isim Fa'il tetapi lebih condong pada arti sifatnya yang tetap. Misalnya:



3. ISIM MAF'UL ( اِسْم مَفْعُوْل ) yaitu Isim yang dikenai pekerjaan.



4. ISIM TAFDHIL ( اِسْم تَفْضِيْل ) ialah Isim yang menunjukkan arti "lebih" atau "paling". Wazan (pola) umum Isim Tafdhil adalah: أَفْعَلُ . Contoh:



Disamping itu, terdapat pula bentuk yang sedikit agak berbeda, seperti:



5. ISIM ZAMAN ( اِسْم زَمَان ) yaitu Isim yang menunjukkan waktu dan ISIM MAKAN ( اِسْم مَكَان ) yaitu Isim yang menunjukkan tempat.



6. ISIM ALAT ( اِسْم آلَة ) yaitu Isim yang menunjukkan alat yang digunakan untuk melakukan suatu Fi'il atau pekerjaan.



Pahamilah baik-baik semua jenis-jenis Isim yang terdapat dalam pelajaran ini serta contoh-contohnya sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya. 

sumber :
http://arabindo.co.nr/



Download Klik




No comments:

Post a Comment